Sehari Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa Diguncang 24 Kali Gempa

    Sehari Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa Diguncang 24 Kali Gempa
    BMKG mencatat sejumlah daerah seperti, Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa diguncang 24 kali gempa susulan sejak kemarin hingga pagi ini

    SEMARANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan sejumlah daerah seperti, Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa telah diguncang 24 kali gempa susulan sejak kemarin hingga pagi ini.

    Gempa susulan ini diawali dengan gempa utama terjadi pada Sabtu, 23 Oktober 2021 pukul 00.32 WIB berkekuatan 3, 0 magnitudo. Dimana gempa susulan hingga tadi malam sebanyak 24 kali terakhir pada pukul 21.11 WIB dengan magnitudo 2, 9.

    Diketahui, episenter terletak pada koordinat 7, 296 LS dan 110, 38568 BT tepatnya di darat pada jarak 13 km arah Barat Laut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km. Sementara itu, pada pagi ini terjadi 4 kali rentetan gempa dengan magnitudo beragam yang tertinggi mencapai 3, 4. 

    “Sejak pukul 5.57 WIB 4 rentetan gempa dirasakan mengguncang Banyubiru dan Ambarawa dengan magnitudo 3, 4 2, 3 2, 3 dan 2, 2. Inilah karakter gempa swarm, " ungkap Kepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Minggu (24/10/2021).

    Daryono menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Diduga kuat sumber gempa sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ini adalah Sesar Merbabu Merapi Telomoyo. 

    “Berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map) BMKG tampak bahwa dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Ambarawa, Salatiga, Banyubiru, dan Bawen dalam skala intensitas II MMI dimana guncangan dirasakan oleh orang banyak dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang, ” ungkap Daryono.

    Daryono mengatakan mengingat wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarwa berdekatan dengan sumber gempa sesar aktif yaitu Sesar Merapi Merbabu dan Sesar Rawa Pening maka perlu untuk dilakukan edukasi mitigasi gempabumi. “Seperti pentingnya membangun bangunan tahan gempa atau ramah gempa, memahami cara selamat saat terjadi gempa, karena gempa kuat dapat terjadi kapan saja dari sumber gempa sesar aktif terdekat tersebut, ” paparnya.

    Berikut catatan sejarah gempa kuat dan merusak, wilayah Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa pernah mengalami beberapa kali gempa signifikan, yaitu:

    a. Gempa Semarang, Salatiga, dan Ambarawa pada 24 September 1849.

    b. Gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran pada 17 Juli 1865 gempa ini menyebabkan rumah tembok retak.

    c. Gempa Semarang, Ungaran, dan Ambarawa terjadi pada 22 Oktober 1865. Pada keesokan harinya pada 23 Oktober 1865 guncangan gempa kembali terjadi diikuti gemuruh.

    d. Gempa Ungaran dan Ambarawa pada 22 April 1866, gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.

    e. Gempa Salatiga, Ambarawa dan Ungaran terjadi pada 10 Oktober 1872 guncangan gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.

    f. Gempa merusak terakhir adalah peristiwa Gempa Sumogawe, Getasan magnitudo M 2, 7 pada 17 Februari 2014, gempa ini merusak beberapa rumah diikuti suara dentuman keras.

    (**)

    Semarang Jateng Gempa Bumi
    Agung widodo

    Agung widodo

    Artikel Sebelumnya

    Diduga Ada Permainan, BNI Tunjuk Perangkat...

    Artikel Berikutnya

    Kapolres Semarang: Program TILIK SEDULUR...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Irdam Brawijaya Hadiri Konsolidasi Wilayah Panitia Pemilihan Kecamatan Pilkada se-Jawa Timur
    573 Personel Polri Diterjunkan untuk Amankan Debat Seru Cagub-Cawagub Jateng di Marina! Polda Jateng Siapkan Penyekatan Khusus dan Pengawalan Ketat
    Merajut Kebersamaan Demi Pilkada Damai 2024, Polda Jateng Gandeng Tokoh Agama Hindu, Buddha, dan Khonghucu

    Ikuti Kami